ABSTRAK
Perusahaan XYZ merupakan perusahaan tech-based yang berfokus pada pembangunan
solusi digital. Dengan adanya kebutuhan akan produk digital Human Resource (HR)
dan pengalaman serta resources yang dimiliki, perusahaan membangun aplikasi PX. PX
melakukan otomatisasi proses HR yang mencakup dari awal seseorang berstatus
kandidat hingga karyawan yang ingin mengundurkan diri dari perusahaan. Pada
pengembangan PX, digunakan Scrum sebagai framework dalam mengembangkan
perangkat lunak. Implementasi Scrum pada pengembangan PX ternyata terdapat
kendala yang menyebabkan target Sprint Backlog tidak tercapai sehingga menghambat
penyelesaian employee journey PX. Pada identifikasi masalah menunjukkan bahwa
salah satu akar permasalahnnya adalah praktik Scrum belum berjalan dengan baik. Oleh
karena itu, penelitian ini melakukan pengukuran kematangan Scrum pada
pengembangan produk PX dengan menggunakan Scrum Maturity Model yang acuannya
telah diperbarui dari Scrum Guide 2010 menjadi Scrum Guide 2020. Peneliti
menggunakan wawancara, studi dokumen, observasi, dan kuesioner sebagai instrumen
penelitian. Penelitian menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif
diolah untuk menghasilkan tingkat kematangan Scrum dan data kualitatif digunakan
sebagai data pendukung dalam memperkuat data kuantitatif. Hasil penelitian didapatkan
bahwa Tim PX memperoleh tingkat kematangan satu (Initial). Setelah didapatkan hasil
pengukuran, peneliti memberikan sasaran perbaikan untuk praktik wajib yang belum
mendapatkan interpretasi Fully Achieved yaitu 15 praktik pada tingkat dua (Managed)
dan 16 praktik pada tingkat tiga (Defined). Rekomendasi perbaikan disusun berdasarkan
Scrum Guide 2020, SBoK v3, dan pendapat pakar Scrum eksternal. Hasil penelitian ini
berupa dokumen rekomendasi perbaikan praktik yang telah divalidasi oleh praktisi
Scrum di PX yaitu Product Owner. Dokumen ini dapat menjadi dasar perbaikan praktik
Scrum pada Tim PX.
|