Terdapat tiga praktik manajemen pengetahuan/knowledge management (KM) dalam
pekerjaan sehari-hari pegawai di suatu organisasi, yaitu praktik pengetahuan formal,
informal, dan personal. Saat ini KM dianggap sebagai suatu praktik formal, yaitu suatu
aktivitas yang dilakukan dengan sengaja oleh manajemen untuk penggunaan
pengetahuan yang lebih baik guna mendapatkan keunggulan kompetitif. Namun, hasil
penelitian menunjukan bahwa praktik KM yang mendukung kinerja berpengetahuan dari
pekerjaan sehari-hari pegawai sebagian besar justru praktik KM informal dan personal.
Selain itu, banyak organisasi yang mengembangkan solusi KM untuk mendukung dan
meningkatkan proses organisasi untuk mengelola “pengetahuan organisasi”, namun
relatif memberikan sedikit perhatian pada bagaimana pegawai mengelola pengetahuan
organisasi pada level individu. Hal ini mengakibatkan ketidakseimbangan antara
pengembangan pengetahuan individu dan fungsi KM organisasi secara keseluruhan.
Berdasarkan studi lebih lanjut yang dilakukan, penulis mengusulkan mekanisme untuk
mengintegrasikan praktik KM personal dan organisasi melalui suatu sistem KM yang
berbasis media sosial internal (MSI). Perancangan sistem yang dilakukan secara umum
menggunakan pendekatan pengembangan berbasis pengguna. Pada tahap identifikasi
permasalahan metode yang digunakan adalah analisis sebab akibat menggunakan
diagram fishbone dan identifikasi konteks penggunaan menggunakan user research.
Pada tahap perancangan sistem, digunakan metode segmentasi konten agar konten yang
ditampilkan dapat lebih sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pengguna. Digunakan
juga pendekatan multilevel knowledge system untuk lebih mengoptimalkan local
knowledge dan pengaturan pengetahuan pada tingkat nasional. Pada tahap evaluasi,
pengujian rancangan sistem dilakukan sebanyak dua kali. Pengujian pertama
menggunakan evaluasi berbasis pengguna menggunakan task-based evaluation dengan
protokol think aloud yang dianalisis secara kualitatif, ditambah dengan kuesioner SUS
dan UEQ. Hasil pengujian tahap pertama menunjukan tingkat usability yang cukup serta
skor SUS sebesar 74. Evaluasi skala UEQ menunjukan hasil positif dan perbandingan
benchmark pada rentang good. Pengujian tahap kedua dilakukan secara kuantitatif
dengan kuesioner SUS, UEQ, dan kuesioner dukungan kinerja. Hasil pengujian tahap
kedua menunjukan skor SUS sebesar 75,94 atau dalam rentang good dan hasil evaluasi
UEQ yang positif dengan perbandingan pada benchmark pada klasifikasi excellent.
Sebanyak 89% responden menyatakan bahwa sistem yang dirancang dan diusulkan dapat
mendukung kinerja pegawai dalam pekerjaan sehari-hari.
|
|