ABSTRAK
Pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap kesehatan jiwa masyarakat seluruh dunia
termasuk Indonesia. Hasil data swaperiksa Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran
Jiwa Indonesia (PDSKJI) pada tahun 2020 menunjukkan 66% responden dari 34 provinsi
di Indonesia mengalami depresi sebagai dampak Covid-19. Sayangnya, pandemi Covid19 memaksa pemerintah melakukan pembatasan sosial berskala besar untuk menekan
penularan, sehingga layanan kesehatan mental semakin sulit dijangkau. Di Kota Depok,
masyarakat dengan gangguan kesehatan mental terus bertambah. Kementerian Kesehatan
menyatakan bahwa pertolongan pertama masalah kesehatan jiwa perlu melibatkan
keluarga. Oleh karena itu, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan
mengembangkan aplikasi mobile layanan kesehatan mental dengan perspektif keluarga.
Namun, terdapat potensi tingkat adopsi yang rendah di masyarakat pada aplikasi mobile
layanan kesehatan mental apabila tidak memiliki tingkat kebergunaan yang baik.
Penelitian ini bertujuan mengkaji kebergunaan aplikasi Riliv dan Sehat Jiwa dari sisi klien
yang hasilnya akan digunakan untuk memperkaya requirement specifications
pengembangan aplikasi mobile kesehatan mental untuk Pemerintah Kota (Pemkot)
Depok. Dua aplikasi tersebut memiliki fitur yang cukup beragam sehingga dapat
mengakomodasi kebutuhan klien yang bervariasi. Evaluasi kebergunaan dilakukan
dengan metode usability testing, kuesioner System Usability Scale (SUS), dan
wawancara. Enam partisipan, yang merupakan masyarakat Kota Depok berusia antara 17-
49 tahun, mencoba dua aplikasi berdasarkan task scenario yang diberikan. Kemudian,
partisipan mengisi kuesioner SUS yang merupakan instrumen yang berfungsi untuk
menilai kebergunaan sebuah sistem dan telah digunakan secara luas. Terakhir, partisipan
diwawancarai untuk memperdalam pengkajian uji kebergunaan. Hasil penilaian SUS
menunjukkan bahwa kebergunaan kedua aplikasi termasuk dalam kategori “OK”. Hasil
usability testing dan wawancara mengungkapkan bahwa masih banyak masalah
kebergunaan yang dirasakan oleh partisipan. Hal itu menjadi dasar perumusan 15 poin
rekomendasi untuk pengembangan aplikasi Pemkot Depok. Beberapa diantaranya adalah
mengurangi kolom isian saat registrasi aplikasi, melakukan user research untuk
menentukan istilah yang akan digunakan pada fitur-fitur aplikasi, dan menambahkan fitur
masukan voice note pada halaman kondisi awal sebelum konsultasi.
|