ABSTRAK
Personal health record (PHR) membentuk tren dari informasi yang dikendalikan
oleh sistem kesehatan ke individu. Di negara-negara maju, PHR sudah digunakan
secara luas, tetapi sistem ini belum diadopsi luas di negara-negara berkembang.
Penelitian ini dilakukan di Indonesia karena mencerminkan karakteristik negara
berkembang dengan jumlah penduduk terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Meningkatnya jumlah penyakit kronis dan adanya pandemi COVID-19 mendorong
inovasi teknologi informasi yang mendukung perawatan dan pencegahan penyakit.
Penelitian ini bertujuan membahas faktor-faktor penghambat dan pendorong adopsi
sistem PHR di Indonesia serta merancang arsitektur sistem PHR terintegrasi dan
prototipe aplikasi mobile PHR (mPHR) dengan pendekatan design science
research. Faktor-faktor penghambat dan pendorong adopsi sistem PHR di
Indonesia diperoleh melalui pengambilan data kualitatif dengan wawancara kepada
Kementerian kesehatan (2 responden), BPJS kesehatan (1 responden), pusat
kesehatan masyarakat (puskesmas) (6 responden), klinik (4 responden), rumah sakit
umum atau pemerintah (13 responden), dan rumah sakit swasta (8 responden)
dengan teknik analisis data menggunakan thematic analysis. Hasil analisis
menghasilkan penghambat dan pendorong adopsi sistem PHR yang terdiri dari
faktor teknologi, organisasi, lingkungan, dan individu. Kemudian, untuk
mengetahui kebutuhan sistem PHR terintegrasi, pengumpulan data kualitatif
dengan wawancara dilakukan kepada Kementerian kesehatan (2 responden), BPJS
kesehatan (1 responden), puskesmas (6 responden), klinik (4 responden), rumah
sakit umum atau pemerintah (13 responden), rumah sakit swasta (8 responden), dan
vendor aplikasi kesehatan (3 responden) serta secara kuantitatif dengan penyebaran
kuesioner kepada warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas. Pada
tahapan ini, data kualitatif dianalisis dengan content analysis, sedangkan data
kuantatif dianalisis dengan descriptive statistics. Arsitektur sistem PHR terintegrasi
yang dirancang mengacu pada The Open Group Architecture Framework (TOGAF)
9.2 yang terdiri dari visi arsitektur, arsitektur bisnis, arsitektur aplikasi, arsitektur
data, dan arsitektur teknologi. Selanjutnya, hasil rancangan arsitektur menjadi
masukan untuk merancang prototipe high fidelity aplikasi mPHR. Fungsionalitas
yang dikembangkan pada rancangan prototipe mPHR yaitu fungsi prioritas yang
didefinisikan pada rancangan arsitektur. Evaluasi arsitektur dan prototipe dilakukan
dengan wawancara kepada 6 responden IT atau e-health expert yang berasal dari
Kementerian kesehatan, akademisi, fasilitas kesehatan, dan vendor aplikasi
kesehatan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teoritis
mengenai kajian adopsi PHR di negara berkembang dan menjadi panduan kepada
fasilitas kesehatan, regulator kesehatan, dan vendor aplikasi kesehatan untuk
mewujudkan PHR yang terintegrasi di Indonesia.
Kata kunci: personal health record, Indonesia, adopsi, arsitektur, prototipe, design
science research
|
|