ABSTRAK
Nama : Akmal Gafar Putra
Program Studi : Magister Teknologi Informasi
Judul : Analisis Risiko dalam Penyusunan Business Continuity Plan (BCP)
pada Layanan TI: Studi Kasus Universitas Indonesia
Pembimbing : Betty Purwandari S.Kom., M.Sc., Ph.D.
Dr. Farisya Setiadi S.T., M.T.I.
Berdasarkan Horizons Scan Report 2021 yang dikeluarkan BSI , 6 besar ancaman pada
organisasi saat ini adalah pandemik, insiden kesehatan, insiden keselamatan, kegagalan
TI dan telekomunikasi, serangan siber dan cuaca ekstrim. Universitas Indonesia (UI)
sebagai kampus modern, komprehensif dan terbuka berusaha menjadi universitas riset
terkemuka di dunia. Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi (DSTI) sebagai pengelola
layanan TI di UI memiliki tugas untuk memperkuat manajemen layanan dengan
menerapkan manajemen risiko dan manajemen keamanan yang selaras dengan undangundang dan kebijakan terkait. Masalah utama bagi DSTI sebagai layanan TI di UI adalah
belum adanya dokumen-dokumen terkait manajemen risiko dan manajemen keamanan
informasi yang berakibat kepada kegagalan layanan TI. Dalam tahun ini sudah terjadi
empat kali kegagalan pusat data yang diakibatkan permasalahan listrik dan UPS. DSTI
ingin meningkatkan layanan TI di UI dengan cara menerapkan manajemen risiko dan
Business Continuity Management Sytem (BCMS). Penelitian ini bertujuan untuk
melakukan analisis risiko untuk merancang Business Continuity Plan (BCP) bagi layanan
TI di Universitas Indonesia. Penelitian dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif, metode
kualitatif OCTAVE dilakukan dalam menemukan daftar risiko pada aset kritikal pada
layanan TI di UI. Untuk membuat peringkat daftar risiko dibutuhkan metode kuantitatif
dengan menggunakan kuesioner dan perhitungan FMEA untuk mendapatkan peringkat
nilai risiko. Penelitian ini memisahkan risiko aset umum dan aset sistem informasi. Untuk
aset kritikal umum ditemukan 2 aset berada pada level sangat tinggi, 1 tinggi, 8 risiko
berada pada level rendah dan 12 risiko berada pada level sangat rendah. Untuk aset sistem
informasi ditemukan 12 aset dengan risiko sangat tinggi, 3 menengah dan 1 rendah.
|