ABSTRAK
Perkembangan industri fintech di Indonesia sangat pesat dan berdampak pada
penggunaan teknologi yang digunakan dalam menunjang proses bisnis saat ini maupun
di masa depan. Hal ini mendorong PT XYZ melakukan implementasi core banking system
untuk mengatasi masalah yang ada pada sistem lama dan untuk meningkatkan efiensi
cabang, mempercepat waktu pemasaran produk dan layanan baru serta meningkatkan
produktivitas setiap unit bisnis. Core banking system pada PT XYZ telah
diimplementasikan sejak akhir 2021 lalu belum dapat dikatakan sukses karena memiliki
beberapa masalah seperti informasi yang dihasilkan belum cukup akurat, dan system
down yang masih tinggi sehingga diperlukan evaluasi lanjutan. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dari core banking system yang telah
diimplementasikan tersebut dan faktor-faktor apa saja yang memengaruhinya dalam
perspektif karyawan internal sehingga dapat diketahui rekomendasi apa yang tepat untuk
perusahaan lakukan. Penelitian ini menggunakan pendekatan model yang diusulkan oleh
DeLone dan McLean yang dikombinasikan dengan model Technology Acceptance Model
(TAM) dan faktor dari iklim organiasi yang didapat dari penelitian terdahulu dalam
mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi keberhasilan suatu sistem
informasi. Hal ini menghasilkan 45 indikator yang akan digunakan dalam pembentukan
kuesioner. Peneliti juga menggunakan metode analisis Partial Least Squares – Structural
Equation Model (PLS-SEM) dengan bantuan SmartPLS sebagai tool dalam mengolah
data. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 13 hipotesis yang diterima dari 22 total
hipotesis yang dibentuk. Berdasarkan temuan penelitian yang telah dilakukan,
dibentuklah rekomendasi yang terdiri dari 8 rekomendasi pada aspek manajerial dan 6
rekomendasi pada aspek teknologi yang diharapkan dapat meningkatkan kesuksesan dari
CBS di PT XYZ.
|