ABSTRAK
PT XYZ, sebuah perusahaan sekuritas yang menerapkan pengembangan proyek yang
cepat dengan menggunakan metodologi Agile. Adanya tuntutan untuk melakukan
pengembangan perangkat lunak dengan waktu yang sempit menyebabkan para
pengembang lebih memilih solusi cepat, sederhana, atau tidak optimal sehingga
menyebabkan munculnya technical debt (TD) yang tidak dikerjakan sehingga
memberikan dampak finansial pada PT XYZ. Penelitian ini berfokus pada masalah
pengelolaan TD pada PT XYZ. Metode penelitian yang digunakan adalah Design Science
Research (DSR) dengan 3 iterasi proses. Penelitian menggunakan metode Lean dan Agile
yang terkandung dalam Technical Debt Aware Project (TAP) framework, Less Technical
Debt (LTD) framework, dan Continuous Debt Valuation Approach (CoDVA). Model
yang telah dirancang kemudian disimulasikan melalui integrasi dengan framework
Scrum. Model pengelolaan TD yang dirancang kemudian disimulasikan dan dievaluasi
melalui wawancara dengan 2 eksternal expert judgement dan 1 internal expert judgement
yang memiliki background sebagai Product Manager. Model yang telah dievaluasi,
divalidasi melalui kuesioner dan Focus Group Discussion (FGD) dengan 8 peserta dari
divisi IT Development PT XYZ. Hasil akhir penelitian ini adalah berupa model
pengelolaan TD yang dapat diterapkan oleh PT XYZ dan SOP sebagai panduan untuk
mengadopsi model yang telah dibuat. Menurut Scrum.org, alokasi pengerjaan Technical
Debt (TD) dalam satu sprint adalah 15% hingga 20%. Namun, temuan dalam penelitian
ini menunjukkan bahwa ukuran alokasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi
dan besarnya TD. Dengan menerapkan model pengelolaan TD di PT XYZ, diharapkan
dapat membantu mengurangi jumlah TD yang ada dalam organisasi.
|