Adanya peristiwa selama tahapan penyelenggaraan pemilu 2024, menimbulkan
berbedaan pandangan diantara para Ahli, akan potensi terciptanya persepsi buruk tentang
Pemilu 2024. Sehingga dibutuhkan pengukuran perbandingan sentimen untuk
menindaklanjuti dan membuktikan pandangan tersebut. Di sisi lain media sosial hadir
sebagai tempat yang memungkinkan penggunanya untuk mengeskpresikan opini yang
dimiliki, termasuk opini tentang penyelenggaraan Pemilu. Besarnya adopsi media sosial
di Indonesia, memungkinkannya digunakan sebagai sumber data dalam pengukuran
perbandingan sentimen masyarakat terkait dengan Pemilu 2024. Namun dalam
menganalisa data yang berasal dari media sosial membutuhkan sumber daya dan waktu
yang tidak sedikit jika dilakukan secara manual, dikarenakan adanya karakterstik high
velocity, high volume dan high variety yang dimiliki oleh data yang berasal dari media
sosial. Text analytics dengan pendekatan machine learning telah banyak digunakan dan
menjadi state-of-the-art cara yang mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini
mengkomparasikan algoritma deep learning dengan algoritma machine learning
tradisional seperti SVM, random forest dan logistic regression, dalam upaya membangun
model analisis sentimen yang dapat digunakan untuk mengukur perbandingan sentimen
masyarakat terhadap Pemilu 2024. Teknik pemodelan topik Latent Dirichlet Allocation
juga digunakan untuk mengidentifikasi topik pembicaraan yang tersembunyi di
dalamnya. Hasil dari penelitian menunjukkan algoritma SVM dengan teknik vektorisasi
TF-IDF unigram muncul sebagai algoritma dengan hasil kinerja prediksi terbaik dengan
nilai f1-score 0.7890. Selain itu terdapat dinamika pergeseran dominasi sentimen mulai
dari masa kampanye, masa tenang dan masa pemungutan sampai dengan masa
rekapitulasi suara. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
bernilai bagi para pemangku kepentingan seperti: Pengamat politik, Praktisi politik,
Pemerintah dan Penyelenggara Pemilu.
|
|