ABSTRAK

Lembaga National Single Window (LNSW), sebagai lembaga yang mengelola Sistem Indonesia National Single Window (SINSW), menghadapi tantangan dengan sering berubahnya user requirement di proyek aplikasi Single Submission (SSm) QC dan SSm Pengangkut. Hal ini mengakibatkan tim proyek tidak mencapai target penyelesaian delivery pada sprint. Untuk mengatasi masalah tersebut, penelitian ini secara evaluatif dan exploratory menggunakan model Capability Maturity Model Integration (CMMI) V2.0 dalam melakukan evaluasi dan memberi rekomendasi terhadap requirement management pada proses pengembangan perangkat lunak. Proses pengumpulan data dilakukan melalui metode kualitatif dengan observasi dokumen dan wawancara pada tim terkait di Direktorat Teknologi Informasi LNSW. Pemilihan practice dan practice area (PA) di model CMMI V2.0 mengacu pada permasalahan bisnis constant requirement changes dari CMMI Adoption and Transition Guidance. Proses evaluasi dilaksanakan memakai metode Standard CMMI Appraisal Method for Process Improvement (SCAMPI C) dan indikator PIID (Practice Implementation Indicator Description) terhadap 6 PA dan 59 practice. Hasil penelitian menunjukkan Peer Reviews (PR) memiliki capability level dua, Requirements Development and Management (RDM) memiliki capability level nol, Verification & Validation (VV) memiliki capability level satu, Monitor and Control (MC) memiliki capability level satu, Planning (PLAN) memiliki capability level satu, dan Configuration Management (CM) memiliki capability level satu. Profil capability level ini menjadi dasar untuk mengidentifikasi 25 kelemahan dan merekomendasikan 7 solusi yang divalidasi oleh narasumber di organisasi