ABSTRAK

Beberapa tahun belakangan ini Indonesia mengalami krisis ekonomi yang mengakibatkan sebagian besar sektor perekonomian lumpuh. Walaupun pada saat ini belum sepenuhnya pulih, perekonomian sebenarnya sudah mulai membaik. Dunia usaha mulai bergairah kembali, terutama sektor konsumsi dan ritel. Peranan Sistim Informasi akan sangat dibutuhkan untuk menunjang perkembangan sektor tersbut. Dalam menentukan kebijakan pengembangan usaha agar dapat mencapai hasil yang optimal, diperlukan sebuah sistem informasi yang terintegrasi antara geo-spatial dalam bentuk grafis didukung dengan data-data penunjang yang akan mempermudah dalam pengambilan suatu keputusan. Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan solusi dari permasalahan diatas. Tesis ini mengkaji metodologi pengembangan ISG berdasarkan metodologi pengembangan SIG New York State Archive dan menerapkannya dengan studi kasus: restoran makanan cepat saji X untuk kawasan usaha DKI Jakarta. Pengkajian metodologi dilakukan melalui analisis perbedaannya dengan metodologi standar hibirida waterfall dengan prototyping maupun FAST. Analisis perbedaan ini akan menghasilkan best practice aktifitas dalam metodologi yang dikembangkan untukd igunakan sebagai metodologi dalam mengembangkan SIG pada studi kasus diatas.