ABSTRAK
Di era globalisasi saat ini, semua organisasi dituntut untuk beroperasi secara efisien dan efektif. Dengan demikian, organisasi perlu terus mengubah proses bisnisnya menjadi lebih efisien untuk meningkatkan kualitas produk, layanan, dan operasional mereka, termasuk lembaga pendidikan tinggi. Teknologi informasi dapat membantu perguruan tinggi dalam meningkatkan kualitas kegiatan akdemiknya antara lain dalam bentuk sistem informasi akademik yang terintegrasi dan penggunaan teknologi informasi di dalam proses belajar-mengajar untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Namun demikian, sebelum teknologi informasi tersebut diterapkan, perlud dilakukan perbaikan proses bisnis agar menjadi lebih efektif dan efisien. Investasi teknologi informasi yang dilakukan juga perlu dikaji sejauh mana dapat mendukung efisiensi dan keefktifan kegiatan akademik di perguruan tinggi. Sehubungan dengan hal tersebut, Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya (FE UNSRI) sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi juga dituntut untuk terus memperbaiki kualitas palayanan pendidikannya. Penelitian pada tesis ini ingin menjawab beberpa pertanyaan, yaitu proses bisnis apa saja yang harus diperbaiki untuk meningkatkan efisiensi dan keefktifan kegiatan akademik di FE UNSRI: model proses yang manakah yang paling efektif dan efisien; dan seberapa besar dampak yang dirasakan dengan besarnya investasi teknologi informasi sejalan dengan perbaikan proses bisnis tersebut. Selain itu, penelititan ini juga ingin memahami cara penggunaan perangkat pemodelan proses bisnis yang digunakan, yaitu Pro Vision 4.2.2 dari Proforma Corp. untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan dan batasan-batasan yang menyertai simulai proses yang dilakukan. Untuk melaksanakan studi ini, dilakukan lima tahap kegiatan, yaitu pertama, memilih proses yang akan diperbaiki: kedua, memahami dan mengukur proses yang ada; ketiga, mendisain perbaikan proses; keempat, menentukan model proses bisnis yang paling efisien dan efektif; dan kelima, menganalisis efisiensi dan keffektifan investasi teknologi informsi yang digunakan. Untuk memudahkan perbaikan proses bisnis, pemodelan dan simulasi proses akan sangat membantu. Dengan menggunakan perangkat ProVision 4.2.2, proses-proses yang memiliki keterbatasan sumber daya dan masukan dapat disimulasikan dengan metode Discrete Event. Metode ini memerlukan pemodelan proses dan keteracakan untuk melakukan simulasi. Metode ini juga mensyaratkan resource availability setting dan source setting yang benar agar hasil simulasi dapat dipertanggungjawabkan. Tingkat validitas hasil simulasi sistem yang berjalan dapat mencapai lebih dari 90% terhadap kinerja nyata, bergantung kepada seberapa dekat parameter yang ditentukan dengan kondisi yang sebenarnya. Dari analisis yang dilakukan, untuk meningkatkan efisiensi dan keefektifan kegiatan akademik, sistem administrasi akademik yang ada perlu ditingkatkan menjadi sistem administrasi akademik berbasis jaringan lokal dengan aplikasi-aplikasi yang terintegrasi. Sementara itu, proses belajar-mengajar dapat ditingkatkan dengan menerapkan multichannel learning tahap B yang memadukan sesi tatap muka di kelas dengan web-based learning. Untuk itu, proses bisnis yang perlu diperbaiki adalah registrasi administrasi, pengolahan nilai, proses-proses yang berkaitan dengan penerbitan surat keputusan, sesi tatap muka, penyiapan materi kuliah, dan perolehan informasi tambahan. Perbaikan proses bisnis ini meningkatkan efisiensi waktu proses rata-rata 46,5% dan meningkatkan efisiensi biaya rata 33,2%. Dari hasil simulasi disimpulkan bahwa proses bisnis yang paling efisien setelah diperbaiki adalah proses bisnis yang berkaitan dengan proses penerbitan surat keputusan. Perbaikan proses bisnis dan pemanfaatan teknologi informasi akan dapat meningkatkan kualitas pendidikan, melalui semakin terkelolanya silabus dan materi perkuliahan, serta pemanfaatan Internet sebagai salah satu sarana untuk memperoleh informasi sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dosen dan mahasiswa. Selanjutnya, investasi teknologi informasi yang dilakukan ternyata memberi manfaat yang lebih besar daripada nilai investasi yang harus dikeluarkan. Hal ini ditunjukkan dengan rasio ROI sebesar 139%.
|