ABSTRAK

Manusia sudah mengenal perdagangan sejak lama. Dimulai dari barter samapai ditemukannya sistem nilai tukar menggunakan emas dan akhirnya menggunakan mata uang. Model perdagangan berikutnya adalah melalui internet yang memiliki keuntungan terutama dalam hal kemudahan dan jangkauan pembeli yang mendunia. Tetapi seiring dengan itu muncul juga permasalahan keamanan transaksi . Untuk mengatasi hal ini Visa dan Master Card sudah menetapkan standar baru untuk transaksi melalui jaringan umum yang aman yang disebut Secure Electronic Transaction (SET). Implementasinya membutuhkan infrastruktur baru dan harus memperhatikan kondisi dan kebiasaan masyarakat sekitar. Di Indonesia sendiri transaksi menggunakan SET praktis belum ada. Tesis ini memberikan solusi dan saran tentang bagaimana mengimplmentasikan set di Indonesia agar dapat diterima secara luas bukan hanya untuk perdangan melalui internet tetapi juga untuk perdangan tradisional. Model yang ditawarkan berbasiskan pada faktor yang mempengaruhi implementasi SET di Indonesia. Pertama dilakukan analisa critical success factor (CSF) dan strength weakness opportunity threat (SWOT). Kemudian dilihat infrastruktur yang dibutuhkan berupa jaringan komunikasi, otoritas sertifikat, payment gateway, smartcard, dompet elektronik dan point of sales. Akhirnya ditentukan komponen yang dilibatkan dalam iplementasi yaitu penyedia jaringan, situs dagang elektronik, bank retail, pasar swalayan, rumah makan fastfood, dan mal.