Derajat kesehatan masyarakat Indonesia pada saat ini masih cukup rendah, untuk kawasan Asia Tenggara Indonesia hanya menempati peringkat 8 (delapan) dari 18 negara. Hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya beberapa indikator kesehatan di Indonesia seperti angka kematian bayi, angka kematian dan angka kematian ibu. Rendahnya derajat kesehatan masyarakat ini dipengaruhi oleh masih rendahnya kualitas layanan kesehatan yang ada di Indonesia. Oleh karena itu rumah sakit sebagai salah satu penyedia layanan kesehatan dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas layanannya. Teknologi informasi yang berkembang pesat di Indonesia mempunyai potensi untuk meningkatkan kualitas layanan rumah sakit terutama dari sisi kinerja. Teknologi informasi bisa digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari proses layanan kesehatan, serta penyediaan data-data yang akurat dan tepat waktu untuk mendukung operasional di rumah sakit dan sebagai cara untuk meraih competitive advantage. Lebih jauh lagi data yang dihasilkan dapat membantu pemerintah dalam penyediaan data-data kesehatan yang dibutuhkan untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, terutama dari WHO pada tahun 2007, didapatkan bahwa belum adanya standar arsitektur sistem informasi kesehatan (SIK) bagi rumah sakit di Indonesia dan masih terfragmentasinya sistem-sistem informasi yang dibuat oleh rumah sakit sehingga data yang dihasilkan tidak akurat, dan tidak dapat digunakan untuk mengukur secara tepat derajat kesehatan masyarakat. Untuk meningkatkan kualitas layanan pada rumah sakit, maka diperlukan suatu rancangan SIK bagi rumah sakit yang terstandarisasi, sehingga dapat meningkatkan kinerja rumah sakit dan menghasilkan data yang akurat, serta data-data yang dihasilkan dapat dipergunakan dalam pengukuran derajat kesehatan masyarakat oleh pemerintah. Perancangan SIK dilakukan dengan mengadopsi sebagian tahapan dari TOGAF ADM, sehingga didapatkan tahapan-tahapan yang dapat digunakan untuk menghasilkan arsitektur SIK. Sedangkan untuk standarisasi SIK didasarkan pada peraturan-peraturan pemerintah yang mengatur rumah sakit pada berbagai tipe kelas rumah sakit (A, B, C dan D). Hasil dari penelitian adalah suatu arsitektur SIK yang terdiri dari arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi dan arsitektur teknologi. Arsitektur SIK yang dihasilkan dapat dijadikana acuan bagi rumah sakit pada berbagai tipe kelas.