Tidak ada review pada koleksi ini: 40850
Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan itu dapat tercapai jika seluruh elemen dari perusahaan mendukung tujuan tersebut, termasuk elemen sumber daya manusianya (pegawai). Pada kenyataannya, tidak sedikit kinerja dari pegawai yang tidak sejalan dengan kinerja perusahaan. Oleh karena itu, perlu pengelolaan kinerja pegawai untuk meningkatkan efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya. Saat ini, PT United Tractors Tbk (UT) menggunakan sistem informasi bernama IPPOnline untuk membantu mereka dalam melakukan pengelolaan kinerja pegawai. Akan tetapi, menurut UT, sistem tersebut dirasakan mempunyai kekurangan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengumpulkan data yang terkait dengan pengelolaan kinerja pegawai di UT, (2) Menemukan kekurangan dari sistem informasi IPPOnline yang sudah ada di UT, (3) Menemukan fitur-fitur sistem informasi pengelolaan kinerja pegawai yang dapat mengakomodir semua kebutuhan UT terkait dengan pengelolaan kinerja pegawai, (4) Mengembangkan fitur-fitur sistem informasi pengelolaan kinerja yang baru bernama PMS. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif. Analisis kekurangan IPPOnline dilakukan terhadap aspek proses pengelolaan kinerja pegawai, yaitu perencanaan, pengamatan, pengembangan, penilaian, dan penghargaan. Hasil analisis menunjukkan IPPOnline hanya mengakomodir proses perencanaan, pengamatan, dan penilaian. Kekurangan IPPOnline lainnya adalah: (1) Kurang efisien dan tidak ada batasan-batasan dalam melakukan pengisian rencana kinerja, (2) Proses pengamatan sulit dilakukan oleh manajer divisi dan Divisi Human Capital, (3) Proses penilaian kurang terbuka. Keunggulan yang diharapkan dari PMS yang dikembangkan dengan metodologi extreme programming, framework ASP.NET 4.0, bahasa pemrograman C#, dan DBMS SQL Server dibandingkan dengan IPPOnline yaitu lebih efisien dan ada batasan-batasan dalam pengisian rencana kinerja, manajer divisi dan Divisi Human Capital dapat melakukan pengamatan dengan lebih mudah, dan penilaian kinerja pegawai lebih terbuka. PMS dikembangkan sampai dengan tahap penilaian oleh atasan, sedangkan penilaian di tingkat divisi, komite, dan BOD belum dikembangkan karena keterbatasan waktu penelitian.