Tidak ada review pada koleksi ini: 42086
Penelitian disertasi ini menyediakan sebuah metodologi yang dapat
digunakan untuk mendeteksi bentuk dan perubahan yang terjadi pada objek
bangunan untuk delapan jenis bentuk yang terdiri dari dari bentuk cross (+), H,
L, O, rectangle, T, U dan Z dengan menggunakan pendekatan geometri,
dimana sudut objek digunakan sebagai kriteria penentuan bentuk objek.
Pengujian dilakukan pada citra satelit resolusi tinggi (IKONOS dan
QUICKBIRD) dan citra artifisial.
Pemrosesan awal pada citra satelit meliputi proses filtering, adjusment, kmeans
clustering, proses erosi dan pengisian hole objek, serta proses skeletonisasi.
Pada tahap proses skeletonisasi, proses morfologi skeleton dilakukan untuk
mendapatkan koordinat baik dari endpoints maupun branchpoints untuk setiap
objek dalam citra. Namun demikian, proses skeleton tidak menyediakan
endpoints dari batas objek yang melengkung ke arah dalam objek, untuk itu
perlu dilakukan operasi khusus untuk menandai sudut dari objek, sehingga
bentuk objek tetap dipertahankan. Adapun proses yang dilakukan untuk
mendapatkan endpoints, untuk setiap dua endpoints yang posisinya berurutan
(misalnya e1 dan e2), dihitung jarak terdekat antara branchpoints dan
koordinat boundary antara e1 dan e2. Proses ini tentu akan menghasilkan
endpoints baru yang sesungguhnya tidak dibutuhkan, sehingga dilakukan proses
penyaringan endpoints berdasarkan jarak, penyaringan berdasarkan besar
sudut yang terbentuk antara 3 (tiga) endpoints (p1, p2, p3) yang berurutan,
dimana apabila sudut p2 antara nilai ambang bawah (T1) dan nilai ambang atas
(T2), maka p1 dipertahankan ((p1=p2, p2 =p3, sedangkan p3 adalah endpoints
berikutnya). Apabila diluar dari ambang batas (T1 dan T2), maka p2 dibuang
viii
(p1 dipertahankan, p2=p3, p3 adalah endpoints berikutnya). Untuk memastikan
tidak ada lagi endpoints sebagai noise, maka penyaringan terakhir dilakukan
dengan mengevaluasi setiap endpoints secara maju (endpoints sesudahnya) dan
secara mundur (endpoints sebelumnya). Adapun pemrosesan awal terhadap citra
artifisial adalah melakukan proses edge detection dengan operator canny.
Pada tahap pemrosesan akhir, proses meliputi deteksi sudut, reduksi
sudut, deteksi bentuk objek dan berakhir pada deteksi perubahan pada objek.
Proses deteksi sudut menggunakan metode harris dimana dimungkinkan
ditemukannya sudut sebagai noise, dan sebaliknya juga dimungkinkan gagal
mendeteksi sudut sesuai fakta objek. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,
penulis merancang algoritma untuk menghilangkan sudut sebagai noise, tetapi
bukan memunculkan sudut yang gagal terdeteksi. Setelah melalui proses reduksi
sudut, proses deteksi bentuk objek untuk delapan jenis bangunan (cross,
rectangle, H, L, O, T, U and Z) dapat dilakukan. Proses deteksi bentuk objek
dilakukan menggunakan model yang dikembangkan oleh penulis, dimana model
bekerja dengan menelusuri sudut objek mirip dengan secara binary tree. Pada
tahap terakhir, dilakukan proses deteksi perubahan pada setiap objek pada citra
dimana berkorespondensi secara temporal (dua citra untuk lokasi yang sama
tetapi berbeda secara temporal).
Pengujian metodologi dilakukan pada 46 sampel citra satelit (dua
temporal dengan masing-masing 23 sampel) dan 40 sampel citra artifisial (dua
temporal dengan masing-masing 20 sampel). Hasil pengujian dari reduksi sudut
pada citra satelit menunjukkan rata-rata akurasi 99.20% dan 97,78% untuk
citra artifisial (kegagalan terjadi karena deteksi sudut tidak berhasil mendeteksi
sudut). Hasil pengujian deteksi bentuk objek pada citra satelit menunjukkan
tingkat keberhasilan relatif mencapai 98,67%, sedangkan terhadap citra
artifisial menunjukkan tingkat keberhasilan relatif mencapai 99,39%. Hasil
pengujian deteksi perubahan pada citra satelit menunjukkan kinerja dengan
akurasi hasil mencapai 98,85%, dan 97,50% pada citra artifisial. Apabila
diamati secara visual, kegagalan dalam proses pendeteksian sudut berpengaruh
besar pada pendeteksian bentuk dan deteksi perubahan.