Library Automation and Digital Archive
LONTAR
Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Indonesia

Pencarian Sederhana

Find Similar Add to Favorite

Call Number KA-1319 (Softcopy KA-1313) MAK KA-961
Collection Type Karya Akhir (KA)
Title Analisis tingkat kesiapan manajemen pengetahuan dan inisiatif perbaikan: studi kasus biro manajemen barang milik negara dan pengadaan
Author Ima Zanu Setyaningrum;
Publisher Jakarta : Program Studi Magister Teknologi Informasi Fasilkom UI, 2020
Subject Knowledge Management
Location FASILKOM-UI;
Lokasi : Perpustakaan Fakultas Ilmu Komputer
Nomor Panggil ID Koleksi Status
KA-1319 (Softcopy KA-1313) MAK KA-961 Ind TERSEDIA
Tidak ada review pada koleksi ini: 48193
ABSTRAK

Permasalahan pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) dan pengadaan dapat terjadi setiap tahun dengan objek berbeda namun terdapat kesamaan topik. Penerapan manajemen pengetahuan merupakan salah satu strategi untuk memberikan pilihan kepada manajemen dalam pengambilan keputusan yang lebih baik untuk menghadapi permasalahan yang rutin terjadi. Manajemen pengetahuan perlu didahului dengan mengetahui kesiapan organisasi dalam menerapkan konsep manajemen pengetahuan agar dapat memberikan manfaat yang diharapkan. Tujuan penelitian ini adalah mengukur tingkat kesiapan penerapan manajemen pengetahuan dan mengidentifikasi perbaikan-perbaikannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Tingkat kesiapan diperoleh dengan menghitung bobot faktor dari pendapat 11 ahli dihitung menggunakan metode Entropy dan nilai kesiapan dihitung dari hasil kuesioner metode statistik deskriptif rata-rata. Uji kehandalan menggunakan SPSS versi 25 dengan nilai Cronbach’s Alpha untuk Entropy sebesar 0.861 dan untuk kuesioner sebesar 0.920. Hasil perhitungan tingkat kesiapan organisasi memiliki nilai 75,29% yaitu berada pada tingkat 3 (siap dengan perbaikan). Guna meningkatkan kesiapan penerapan manajemen pengetahuan, maka perbaikan yang diusulkan dibagi menjadi tiga prioritas. Prioritas pertama untuk memperbaiki faktor kepemimpinan dan komitmen sumber daya, prioritas kedua untuk memperbaiki faktor budaya dan strategi, dan prioritas ketiga untuk memperbaiki faktor pengukuran, pembelajaran, lingkungan fisik, teknologi informasi dan komunikasi, kepercayaan dan harapan kinerja.