Pada organisasi Lembaga National Single Window (LNSW), ditemukan masalah terkait persentase pencapaian Sprint Goals yang tidak mencapai 100% pada tim SSM (Single Submission) QC (Quarantine Customs) dan SSM (Single Submission) Pengangkut dari Sprint 1 hingga Sprint 7. Hal ini menunjukkan implementasi Scrum yang belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kematangan implementasi Scrum pada kedua tim menggunakan metode mixed methods. Data kuesioner yang telah diisi oleh tim scrum SSM QC dan SSM Pengangkut akan diolah menggunakan KPA Rating dari model Scrum Maturity Model (SMM). Hasil rating tersebut digunakan untuk menyusun rekomendasi yang kemudian divalidasi oleh stakeholder melalui sesi wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua tim masih berada pada tingkat kematangan level 1 yaitu Initial dengan beberapa area sudah mencapai Largely Achieved pada masing-masing objektif goals di setiap level. Rekomendasi yang diberikan mencakup peningkatan pemahaman tentang Scrum, perbaikan manajemen iterasi, serta penerapan analisis kuantitatif yang lebih baik. Dengan mengikuti rekomendasi tersebut, diharapkan tingkat kematangan Scrum kedua tim dapat meningkat, sehingga meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pengembangan aplikasi di LNSW.