Call Number | KA-1243 (Softcopi KA-1236) MAK KA-889 |
Collection Type | Karya Akhir (KA) |
Title | Analisis faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan knowledge management system dan rekomendasi perbaikannya: studi kasus PT indonesia power unit jasa pemeliharaan |
Author | Cholid Ridwan; |
Publisher | Jakarta : Program Studi Magister Teknologi Informasi Fasilkom UI, 2019 |
Subject | Knowledge sharing system |
Location | FASILKOM-UI; |
Nomor Panggil | ID Koleksi | Status |
---|---|---|
KA-1243 (Softcopi KA-1236) MAK KA-889 | Ind | TERSEDIA |
PT. Indonesia Power Unit Jasa Pemeliharaan (UJH) menyadari pentingnya mengelola pengetahuan yang dimiliki oleh para pegawainya, khususnya dalam hal pemeliharaan pembangkit, agar menjadi aset perusahaan yang dapat berguna bagi kelangsungan bisnis perusahaan. Salah satu upaya menjaga pengetahuan ini adalah dengan menggunakan sistem manajemen pengetahuan Indonesia Power Knowledge Management System (IPKMS) atau lebih dikenal dengan Knowlede Center sebagai sarana untuk berbagi pengetahuan. Namun demikian, antusias para pegawai dalam penggunaan aplikasi ini dirasakan masih kurang, dimana baru sekitar 30% dari total pegawai yang menggunakan aplikasi ini. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi para pegawai dalam menggunakan Knowledge Center beserta rekomendasi perbaikannya. Pendekatan mixed method digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan model penerimaan teknologi unified theory of acceptance and use of technology (UTAUT) dan tambahan variabel organizational factors serta KMS self-efficacy. Pengumpulan data dilakukan melalui survey kuesioner secara online dan offline kepada 316 pegawai UJH, dengan jumlah data yang berhasil dikumpulkan sebanyak 174 buah. Dengan menggunakan metode partial least squares structural equation modelling (PLS-SEM) dan aplikasi SmartPLS versi 3.2.8 untuk mengolah data tersebut, hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi para pegawai dalam penerimaan aplikasi Knowlede Center adalah effort expectancy, organizational factors, facilitating condition, KMS self-efficacy dan behavioral intention. Focus Group Discussion (FGD) kemudian dilakukan dengan perwakilan bidang terkait untuk menguatkan hasil penelitian dan penyusunan rekomendasi perbaikannya.