Perkembangan TIK mengubah cara pemerintah menjangkau dan memberikan layanan kepada masyarakat. Salah satu aplikasi yang dimiliki Kemenkominfo adalah sistem Aduankonten yang tersedia dalam versi web (aduankonten.id) dan aplikasi gawai. Aduankonten memberi kemudahan bagi masyarakat untuk melaporkan konten internet negatif dan menutupi salah satu kelemahan dari metode pelaporan melalui media elektronik sebelumnya yaitu melalui email. Sejak Aduankonten diluncurkan, jumlah aduan yang masuk melalui Aduankonten lebih sedikit dibandingkan dengan melalui email dan WhatsApp. Hal ini berdampak pada persepsi masyarakat terhadap layanan Kemenkominfo yang dianggap buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor penerimaan aplikasi Aduankonten dengan mengukur minat untuk menggunakan (Intention to Use) aplikasi. Penelitian ini mengadopsi Technology Acceptance Model (TAM) dengan menambah variabel Social Influence dari model UTAUT, persepsi risiko yang dirasakan (Perceived Risk), dan kepercayaan kepada e-government (Trust to E Government). Kuesioner dibuat melalui studi literatur penelitian terdahulu, dikumpulkan secara daring melalui survey.ui.ac.id dan disebar melalui media sosial dan forum daring. Data diolah dan dianalisis dengan pendekatan Partial Least Square (PLS) menggunakan perangkat lunak SmartPLS. Hasil penelitian ini menunjukkan sikap terhadap penggunaan adalah faktor utama yang memengaruhi minat untuk menggunakan aplikasi Aduankonten. Sikap terhadap penggunaan dipengaruhi oleh persepsi kemudahan penggunaan, persepsi manfaat yang dirasakan, dan kepercayaan pada e-government. Kepercayaan pada e-government adalah variabel yang memiliki pengaruh terbesar pada sikap terhadap penggunaan aplikasi Aduankonten.