Pada saat ini bisa ditemukan banyak sekali sistem peer-to-peer (sistem P-2P) untuk kebutuhan sharing dokumen. Berdasarkan pengorganisasian datanya, sistem P2P bisa dikelompokkan dalam dua kelompok besar yaitu: sistem P2P yang bersifat terstruktur dan sistem P2P yang bersifat tidak terstruktur. Dalam sistem P2P yang bersifat terstruktur, peer-peer (misalnya komputer) diorganisasikan dengan menggunakan strategi pemetaan tertentu, misalnya dengan menggunakan fumgsi hashing . Sedangkan dalam sistem P2P yang bersifat tidak terstruktur, peer-peer terhubung satu dengan yang lainnya secara acak tanpa menggunakan aturan tertentu; dan resource (misalnya dokumen teks atau video) tidak dipindahkan ke peer yang lain. Sistem p2p yang bersifat tidak terstruktur menghasilkan sistem yang lebih fleksibel dan otonom karena sistem tersebut membutuhkan kontrol yang lebih sedikit untuk penempatan resource dan peer. Tantangan dalam sistem P2P yang bersifat tidak terstruktur adalah merancang strategi routing yang mampu membantu pemakai dalam mempercepat pencarian dokumen yang diingginkan. Strategi routing di dalam sistem P2P yang bersifat tidak terstruktur harus mempertimbangkan aspek aspek dinamis dari sistem P2P karena peer-peer akan bergabung dan meninggalkan sistem P2P secara dinamis, beban jaringan yang berubah secara terus menerus serta dokumen-dokumen yang akan ditambahkan dan dihapus setiap saat tanpa adanya batasan tertentu. Oleh sebab itu, strategy routing dalam sistem P2P yang bersifat tidak tersturkturtersebut harus bersifat adaptif terhadap perubahan-perubahan tersebut untuk memperoleh kinerja terbaik. Penelitian ini merancang strategi routing dalam sistem P2P yang bersifat tidak terstruktur dan bersifat adaptif melalui mekanisme pembelajaran. Mekanisme pembelajaran ini dilakukan dengan melakukan observasi terhadap perilaku internal dan eksternal dari sistem P2P. Perilaku internal merefleksikan status internal dari peer-peer, misalkan ketertarikan peer terhadap suatu topik tertentu serta koleksi koleksi yang dimiliki oleh peer-peer tersebut. Sedangkan perilaku eksternal merefleksikan status eksternal dari peer seperti beban dari jaringan. Untuk mengukur kinerja dari algoritma routing yang diusulkan, digunakan beberapa ukuran kinerja umum seperti response time dan jumlah pesan yang dihasilkan-yang biasa disebut dengan efisiensi, serta jumlah kueri yang bisa dijawab dan kemiripan dokumen dengan kueri-yang biasa disebut dengan efektifitas. Hasil uji coba menunjukkan bahwa algoritma yang duusulkan mampu beradaptasi terhadap perubahan-perubahan di dalam sistem. Dengan kemampuan beradaptasi tersebut, sistem P2P yang diusulkan mampu mempertahankan kinerjanya baik dalam hal efisiensi maupun efektifitas. Hasil perbandingan dengan algoritma lain yang sejenis juga menunjukkan bahwa algoritma yang diusulkan memperoleh kinerja yang lebih baik. Dengan demikian, algoritma yang diusulkan bisa dijadikan sebagai kandidat untuk pencarian dokumen didalam sistem P2P yang efisien dan efektif.