Tidak ada review pada koleksi ini: 42015
Pengenalan pola yang dilakukan manusia merupakan proses pembentukan
persepsi dari suatu objek atau kejadian kemudian mengolahnya menjadi sesuatu
yang memiliki arti secara keseluruhan. Kemampuan manusia untuk mengenali
pola bergantung pada naluri dan sistem kognitif yang dimiliki. Perkembangan
sistem kognitif manusia bergantung pada proses belajar, yaitu proses untuk
mendapatkan pengetahuan sekitarnya atau dari pengalaman. Dalam Ilmu
Komputer khususnya bidang pembelajaran mesin, pengenalan pola adalah proses
pembelajaran pada mesin untuk mengenali atau mengklasifikasikan objek
berdasarkan data pelatihan. Sistem pengenalan pola bekerja dengan mengambil
informasi penting dari data pelatihan untuk dimodelkan secara matematis. Model
yang dihasilkan merupakan generalisasi informasi dari data pelatihan, yang
nantinya digunakan untuk mengenali objek/ data di luar data pelatihan. Pada
sistem pengenalan pola, terdapat tiga fase utama, yaitu resampling, ekstraksi fitur
dan klasifikasi. Dalam sistem pengenalan pola standar, masing-masing fase
berjalan secara terpisah dan menggunakan evaluator kondisi optimal yang berbeda,
hal ini bisa memicu terjadinya kondisi inkonsistensi antar fase.
Dalam penelitian dikembangkan suatu algoritma pembelajaran yang
mengintegrasikan proses seleksi data (under sampling untuk mengatasi imbalanced
dataset), ekstraksi fitur dan juga klasifikasi untuk mengatasi permasalahan
inkonsistensi tersebut. Algoritma yang diusulkan dalam penelitian ini adalah
Adaptive Multilayer Generalized Learning Vector Quantization (AMGLVQ), yang
merupakan metode pembelajaran yang mengintegrasikan proses under sampling,
ekstraksi fitur dan juga klasifikasi. Algoritma ini akan dievaluasi menggunakan
beberapa jenis dataset, yaitu data sintesis yang terpisah secara linier, data sintesis
Pinwheel (tidak terpisah secara linier), UCI IRIS, UCI Glass, UCI Yeast, UCI
Abalone, UCI Haberman, dan data MIT-BIH Arrhythmia. Dataset MIT-BIH
Arrhythmia digunakan untuk mengevaluasi AMGLVQ pada permasalahan nyata
yang melibatkan permasalahan imbalanced data. Algoritma AMGLVQ akan
dibandingkan performanya dengan beberapa algoritma klasifikasi antara lain
Generalized Learning Vector Quantization (GLVQ), Propagasi balik, Support
Vector Machine (SVM), zSVM, Fuzzy SVMs for Class Imbalance Learning
(FSVM-CIL), Different Error Cost (DEC), Generalized Minimum Classification
vi
Error-Linear Discriminant (GMCE-LD), Generalized Minimum Classification
Error-Principal Component (GMCE-PC).
Hasil evaluasi menunjukkan AMGLVQ dapat bekerja lebih efisien
dibandingkan dengan algoritma klasifikasi pembandingnya. Selain itu AMGLVQ
juga mampu mengklasifikasikan data dengan baik, khususnya pada dataset kelas
jamak yang strong imbalanced. Dibandingkan dengan algoritma klasifikasi yang
menggunakan pendekatan aproksimasi batas antar kelas, performa AMGLVQ
menurun saat diimplementasikan pada dataset yang dalam satu kelasnya terbagi
menjadi beberapa kelompok (seperti model dataset checkerboard). Untuk
pengembangan lebih lanjut dari AMGLVQ dapat digunakan pendekatan
multicodebook, sehingga satu kelas yang terbagi menjadi beberapa sub kelompok
akan dibangkitkan satu codebook pada tiap sub kelompok tersebut. Dengan
masing-masing codebook pada sub kelompok dalam satu kelas, maka dataset
model checkerboard akan dikenali dengan lebih baik.