Call Number | KA-1239 (Softcopi KA-1232) MAK KA-885 |
Collection Type | Karya Akhir (KA) |
Title | Evaluasi dan rancangan aksi perbaikan proses pengembangan perangkat lunak: studi kasus PT Popbox asia services |
Author | Philipus Silaen; |
Publisher | Jakarta : Program Studi Magister Teknologi Informasi Fasilkom UI, 2019 |
Subject | Improvement of software development process, CMMI-Dev, |
Location | FASILKOM-UI; |
Nomor Panggil | ID Koleksi | Status |
---|---|---|
KA-1239 (Softcopi KA-1232) MAK KA-885 | Ind | TERSEDIA |
Perbaikan proses pengembangan perangkat lunak dilakukan di Popbox dengan tujuan melakukan evaluasi dan memberikan rancangan aksi untuk perbaikan proses pengembangan perangkat lunak. Diharapkan rancangan aksi perbaikan yang telah disusun, dapat mengatasi keterlambatan pengembangan perangkat lunak di Popbox. Pada tahap awal, dilakukan analisis dan didapatkan faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab keterlambatan implementasi perangkat lunak yang sering terjadi di Popbox, lalu ditemukan juga beberapa akar masalah yang menyebabkan keterlambatan. Setelah itu dilakukan pemeringkatan menggunakan analytical hierarchy process (AHP) terhadap akar-akar masalah tersebut, untuk mengetahui akar masalah yang paling prioritas. Setelah itu didapatkan tiga akar masalah yang paling prioritas, yaitu belum ada standar baku pengembangan perangkat lunak, perubahan permintaan di tengah proyek yang sedang berjalan, dan kebutuhan di awal yang kurang jelas / terdefinisi dengan baik. Penelitian ini berfokus untuk menyelesaikan ketiga akar masalah tersebut. Untuk dapat mengatasi masalah tersebut peneliti menggunakan software process improvement (SPI). Kerangka kerja SPI yang digunakan dalam penelitian ini adalah CMMI-Dev V.1.3 dengan proses appraisal menggunakan SCAMPI-C dan pendekatan continous representation serta menggunakan tahapan model PDCA. Hasil penilaian yang dilakukan pada 46 specific practice yang terdapat pada process area PP, PMC, REQM, RD dan OPD menunjukan bahwa Popbox telah memenuhi 11 specific practice pada lima process area tersebut. Terdapat 40 kelemahan pada 35 specific practice yang belum terpenuhi oleh Popbox, sehingga dapat disimpulkan Popbox belum mencapai capability level 1 pada kelima process area yang dipilih. Untuk mengatasi kelemahan tersebut peneliti menyusun 21 rancangan aksi yang dikategorikan ke dalam lima kategori process area. Urutan pelaksanaan rancangan aksi dilakukan berdasarkan hasil pemrioritasan kategori rancangan aksi yang didapatkan melalui proses pemrioritasan menggunakan AHP. Urutan pelaksanaan rancangan aksi dari yang pertama adalah PP, OPD, RD, PMC dan yang terakhir adalah REQM.