Library Automation and Digital Archive
LONTAR
Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Indonesia

Pencarian Sederhana

Find Similar Add to Favorite

Call Number Dis-114 Softcopy Dis-105 Mak Dis-15
Collection Type Disertasi
Title Model Perilaku Keamanan Sistem Informasi Kesehatan dan Implikasinya Dalam Pengembangan Roadmap Manajemen Keamanan Informasi pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Indonesia
Author Puspita Kencana Sari;
Publisher Depok: Fakultas Ilmu Komputer UI, 2023
Subject
Location
Lokasi : Perpustakaan Fakultas Ilmu Komputer
Nomor Panggil ID Koleksi Status
Dis-114 Softcopy Dis-105 Mak Dis-15 TERSEDIA
Tidak ada review pada koleksi ini: 51571
ABSTRAK
br.>

ABSTRAK Nama : Puspita Kencana Sari Program Studi : Doktor Ilmu Komputer Judul : Model Perilaku Keamanan Sistem Informasi Kesehatan dan Implikasinya Dalam Pengembangan Roadmap Manajemen Keamanan Informasi pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Indonesia Keamanan informasi di sektor kesehatan bersifat kritikal karena mencakup informasi yang lengkap dan strategis sehingga menjadi target kejahatan siber. Pandemi COVID- 19 mendorong berbagai inovasi teknologi informasi untuk mendukung pemberian layanan oleh Fasilitas pelayanan kesehatan (Faskes). Sumber terbesar dalam pelanggaran data di sektor kesehatan berasal dari kesalahan, penyalahgunaan dan pengabaian yang dilakukan oleh pengguna saat menggunakan Sistem Informasi Kesehatan (SIK). Penelitian ini bertujuan menganalisis implementasi manajemen keamanan informasi di Faskes, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi sekaligus model perilaku keamanan informasi pada Faskes, dan mengukur perilaku keamanan informasi pengguna SIK di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran. Pendekatan kualitatif bertujuan mengeksplorasi implementasi manajemen keamanan informasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku keamanan informasi melalui wawancara semi-terstruktur dengan pembuat kebijakan (Kementerian Kesehatan dan Badan Siber dan Sandi Negara), pengguna SIK (pegawai dan pasien), dan pemangku kepentingan lainnya (BPJS Kesehatan dan penyedia layanan SIK). Pendekatan kuantitatif bertujuan menguji model untuk memprediksi intensi perilaku keamanan yang mengadopsi kerangka teori Protection Motivation Theory (PMT), General Deterrence Theory (GDT) dan Rational Choice Theory (RCT). Pendekatan kuantitatif juga mengukur perilaku keamanan informasi melalui survei kepada pengguna SIK dengan mengadopsi kerangka kerja Human Aspects of Information Security Questionnaire (HAIS-Q), Security Behaviour Intentions Scale (SEBIS), Cybersecurity Behavior Scale (RSCB), dan Counterproductive Computer Security Behaviors (CCSB). Hasil penelitian ini menunjukkan perlindungan keamanan informasi masih perlu ditingkatkan khususnya untuk Faskes tingkat pertama. Ancaman keamanan informasi didominasi oleh kegagalan teknis, human error, dan serangan malware. Keterbatasan infrastruktur, anggaran dan sumber daya manusia khususnya untuk teknologi informasi masih menjadi kendala dalam manajemen keamanan informasi di Faskes. Regulasi yang ada saat ini mengatur pengelolaan keamanan informasi secara umum mengenai urgensi mengelola keamanan informasi oleh semua organisasi sebagai penyedia sistem elektronik. Regulasi yang memberikan panduan lebih teknis mengenai bagaimana pengelolaan keamanan informasi diatur oleh masing- masing sektor. Namun, di sektor kesehatan belum ada regulasi tersebut sehingga mayoritas Faskes belum memahami apa saja yang perlu dilakukan untuk pengamaanan informasi kesehatan yang mereka kelola. Faktor-faktor yang secara signifikan viii Universitas Indonesia mempengaruhi perilaku keamanan pengguna SIK meliputi Management support (P=0.000; β=0.268), General policy awareness (P=0.000; β=0.265), Perceived benefit (P=0.000; β=0.338), serta tingkat pendidikan pengguna (P=0.047; β=0.330). Workload situation saat kunjungan pasien tinggi memoderasi hubungan secara positif (P=0.000; β=0.316) antara Perceived benefit dan Desirable security behavior. Hal ini menyebabkan perilaku keamanan informasi yang diharapkan menjadi suatu hal yang relatif dan perlu didefinisikan kembali. Faktor demografi seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan peran pengguna sebagai pegawai atau pasien mempengaruhi perbedaan perilaku dalam melindungi keamanan informasi SIK. Penelitian ini memiliki empat implikasi teori untuk bidang penelitian perilaku keamanan informasi khususnya di sektor kesehatan. Penelitian ini juga memberikan implikasi praktis untuk manajemen Faskes, regulator keamanan informasi di sektor kesehatan, penyedia layanan SIK, dan pengguna SIK untuk meningkatkan keamanan informasi kesehatan. Kata kunci: Perilaku, Keamanan informasi, Fasilitas pelayanan kesehatan, Sistem informasi kesehatan, Indonesia